Sep 7, 2014

Dialog Dini Hari



Photo Tittle: "Hari yang cerah"
Yashica Auto Focus Motor
Manual Multiple Exposure
Kodak ColorPlus200
Fresh



     Ini bukan tulisan tentang biografi ataupun curhatan fangirling, tidak, saya bukan sosok yang tergila gila pada  seseorang atau suatu band melebihi batas normal, saya hanya menikmatinya. Ini bukan pula tulisan tentang agenda-agenda manggung suatu band, saya tidak suka memberi informasi yang begituan kepada sembarang orang, hanya beberapa, yang saya nikmati momentnya ketika bersama. Dan kali ini, saya juga tidak akan menulis tentang kalimat-kalimat dan hasil jepretan saya yang fana maknanya, maaf tetapi saya tetap mempublish hasil jepretan saya, agar tak kurang rasanya. Ini bukan juga tulisan tentang gadis muda dengan kesepiannya di malam yang notabene musuh bebuyutan para pejuang kesendirian. Bisa dibilang, tulisan ini adalah curhatan yang paling fulgar di era-2014 laman saya.

     Pukul satu pagi dini hari, sudah bukan sabtu, tetapi minggu yang masih dini hari. Banyak sekali hal – hal yang saya dapatkan hingga jadi melankolis macam ini. Saya sudah lebih dari 17 tahun, saya sudah jadi mahasiswi dan saya masih saja begini adanya, berkecewalah pada diri ini.  Saya menemukan beberapa tulisan teman blogger yang sangat inspiratif, dan menghajar saya dalam hati. Mentang – mentang dini hari bukan berarti labil ya…

     “Ada setitik rasa bersalah ketika duduk tidak melakukan apa-apa, tidak menghasilkan apa-apa, tidak berbincang apa-apa dan hanya melihat hal-hal tak seberapa hingga larut malam..” Salah satu kutipan yang di kutip pula oleh kawan blogger dari kawannya pula. Jangan cerna penjelasan setelahnya, dalami saja kutipannya.

     Begitu bodohnya saya yang mengutuk waktu luang namun menghabiskannya dengan hal yang bisa dibilang tidak sebanyak manfaatnya dibandingkan dengan be-laj-jar aka-de-mik ataupun hal-lain. Saya masih saja tidak puas dengan rutinitas saya, mengutuk hari – hari seperti ini adalah kebiasaan saya, tidak ada rasa syukur terpancar sama sekali. Ironisnya, saya selalu terbawa omongan sendiri. Saya sadar, saya keji, tidak seharusnya pikiran saya menghakimi sendiri apa yang saya lihat, saya tidak tuli, saya harusnya peduli. Saya belum banyak memberi, tapi terimakasih kalian yang banyak memberi. Tidak selayaknya saya berbangga terhadap diri, jika memang hanya ini. Saya masih begini.

     Disekeliling, sejatinya sangat banyak orang yang tidak saya duga – duga, tidak saya sangka – sangka datang dan memberi saya petuah. Jujur saja, meskipun itu tidak langsung, hanya sampai kepada sayamelalui perantara. Pengalaman, ini semua disebut pengalaman. Saya sendiri masih belajar mengenai pengalaman, karena sebanyak apapun buku yang saya baca, pengalaman tetaplah menjadi buku yang ter-lengkap diseantero jagad ini.

     Saya masih belum mengerti bagaimana cara menyampaikannya, saya hanya menulis kalimat – kalimat singkat yang saya rasa dapat mewakilinya. Saya harus mengakuinya, bahwa saya belum baik dalam hal – hal yang saya rasa sudah saya kuasai dengan baik dan benar. Saya malu, ironisnya saya baru menyadarinya. Meskipun tidak ada kata terlambat untuk berubah, bukan? Sulit memang mengekspresikan apa yang saya rasa dan saya ingin katakan dengan lugas. Intinya, di awal hari minggu ini, saya mendapatkan hal – hal yang sangat bijaksana dan inspiratif pada akhirnya. Fasilitas yang seperti mereka idamkan sudah saya miliki dengan mudah, dan saya belum memanfaatkannya dengan tepat. Mereka disini adalah seperti yang sudah saya katakan awalnya, mereka diam dan menghajar saya. Saya harus berterimakasih pada mereka, semua ini sangat berharga. Selamat berhari minggu ria di awal perubahan. Semoga kekal.

*Late post*

No comments:

Post a Comment