Showing posts with label my day. Show all posts
Showing posts with label my day. Show all posts

Oct 28, 2014

Semangatmu Berderu Sekeras Batu Bisu

Photo Tittle: "Branching life paths"
Yashica Auto Focus Motor
Kodak ColorPlus 200
Manual Multiple Exposure
Exp 2014


          Ketika kamu tahu apa yang akan terjadi padamu, kamu mungkin akan segera merencanakan segala sesuatu dengan penuh nafsu dan berdasar dari kalbu. Hatimu terasa berdebu dan hidupmu terasa sekeras batu. Kamu tak pernah tahu kapan saat itu akan berhenti menjadi hantu dan bergegas menetapkan waktu. Yang kamu tahu, sebatas waktumu terbatas oleh sendu, bagaimanapun juga kamu akan begitu, segala usahamu harus penuh peluh, namun yakinmu selalu menjemput senyum simpulmu. Bahagialah selalu, dan jangan biarkan orang lain tau bahwa kamu telah menipu dirimu. Jangan biarkan sedikitpun air matamu menetes penuh deru. Kamu tahu yang terbaik bagimu, kamu tahu hidupmu hanya untukmu. Untuk kamu, untuk memberikan sepenuh jiwamu dengan membantu. Kamu kunci kebahagiaan alam bisu dan isinya yang tak pernah semu. Jadilah kamu yang tak pernah ragu dan takut untuk bertemu, Dia telah menantimu di waktu besarmu. Kamu harus selalu begitu, berterimakasihlah pada jamu-jamu alam indah nan baku, berterimakasihlah pada waktu,  alam ini menipu dan kamu akan tetap begitu, namun waktu akan berlalu selalu. Semua akan berlalu, seperti kamu yang membiarkan itu berlalu. Tanpa takut, tanpa ragu. Kamu tahu cara melawan dan berjuang, semangatmu berderu sekeras batu bisu!

Dec 30, 2012

Cerita Gadis dari Sang Bintang



" Hidup itu minimal haruslah belajar pada bintang. Seluruh kemampuan dan nyawanya digunakan untuk menghasilkan dan menjaga nyala terangnya. Cahaya terang itu bukan untuk menunjukkan dan menyombongkan eksistensinya, tetapi cahaya itu digunakan untuk menyinari semua yang ada di dekatnya. Meski situasi yang dia hadapi adalah gelap, dingin, dan sesak di luar sana, tetap bertahan. Bila sendiri, cahaya yang dihasilkan terlihat amat kontras dan jelas untuk menunjukkan ketegaran hati dan ciri khas uniknya. Bila bersama-sama, ia tak arogan, tetapi mampu menyatu dan memperlihatkan sesuatu yang bahkan lebih indah dari sebuah nyala bintang tunggal, yaitu rasi bintang dan galaksi jauh, ia adalah sebuah hal indah yang menarik hati tiap insan yang menatap, menjadi lambang impian, cita-cita, dan tujuan. Ketika dekat, semua kehidupan yang ada di planet sekitarnya menggantungkan diri padanya dan memanggilnya dengan sebuah nama yang amat terhormat: Matahari. Jadi, berusahalah untuk tak kalah dengan makhluk yang disebut bintang. Karena, kita adalah makhluk Tuhan yang paling sempurna."
dari catatan seorang bintang


Regards,
Rana xoxo

Dec 21, 2012

Seseorang Gadis Muda dengan Bintangnya

      Gadis itu suka sekali pada bintang. Em, sebenarnya ia begitu takut pada gelap dan ketinggian. Bahkan berada ditempat yang tinggi dan menengok ke atas akan membuat lehernya sakit dan lelah. Tapi suatu hari gadis itu bertanya pada seseorang dibawah rintikan hujan.
      Gadis: Apa yang kamu sukai di dunia?
      Seseorang: Hmm, apa ya? Mungkin bintang.
      Si gadis tersenyum. Ia berbicara pada dirinya dan pada seseorang didalam hati: Pantas saja kamu suka bintang. Aku baru menyadari dirimu sesungguhnya seperti bintang.
      Gadis ini, entah sejak kapan, sangat suka pada orang yang menyukai bintang.
      Mari kita panggil orang itu sebagai Bintang.
Bintang. Begitu menawan, tapi juga menyimpan banyak rahasia. Begitu indah hingga menggoda gadis itu untuk mengamatinya dan menunggu kehadirannya disetiap malam. Sayang sekali, gadis itu begitu bodoh sehingga ia mengikuti godaan tersebut begitu saja. Ia menunggu bintang bahkan disaat hujan. Hingga ia semakin menyukai hujan. Ia seharusnya menyadari bahwa bintang akan tertutup langit abu-abu. Tapi ia selalu menebak langit abu-abu.
      Mungkin ia tidak punya waktu untuk berpikir terlebih dahulu. Tanpa disadari ia benar-benar tergila-gila pada bintang. Bahkan ia merindukan rintikan hujan. Tanpa disadari ia menjemput mautnya sendiri. Tanpa disadari ia tertelan dalam godaan yang begitu cantik.
      Hingga ia tercekik. Napasnya mulai habis. Ia baru berada di termopause, antara lapisan terakhir atmosfir dan gugusan galaksi. Ia sempat bingung lanjut menangkap bintang atau kembali ke bumi dan cukup menikmatinya melalui teleskop.
      Ia memutuskan kembali ke bumi, tapi, hujan dan langit abu-abu menahannya, menggodanya. Ia tak mampu lagi menikmati bintang dibawah rintikan hujan.
      Pandangannya mulai terbuka.
      Akhirnya ia semakin mengenal semesta.
      Semakin ke atas, ia semakin tahu jika langit diatas sana tidaklah seindah langit yang dilihatnya dari bawah. Bahkan harus menghadapi apolo nimbus.

Regards,
Rana Xoxoxo
:D

*dimalam sunyi penuh malaikat*