Showing posts with label Cinta konyol tolol monyong. Show all posts
Showing posts with label Cinta konyol tolol monyong. Show all posts

May 16, 2013

Let it flow.

    Kalau saja hidup tidak berevolusi, kalau saja sebuah momen dapat selamanya menjadi fosil tanpa terganggu, kalau saja kekuatan kosmik mampu stagnan di satu titik, maka... tanpa ragu kamu akan memilih satu detik bersamnya untuk diabadikan. Cukup satu.
    Satu detik yang segenap keberadaannya dipersembahkan untuk bersamamu, dan bukan dengan ribuan hal lain yang menanti untuk dilirik pada detik berikutnya. Betapa kamu rela membantu untuk itu.
    Akan tetapi, hidup ini cair. Semesta ini bergerak. Realitas berubah. Seluruh simpul dari kesadaran kita berkembang mekar. Hidup akan mengikis apa saja yang memilih diam, memaksa kita untuk mengikuti arus agungnya yang jujur tetapi penuh rahasia. Kamu, tidak terkecuali.

Filososfi Kopi #42

Mar 26, 2013

Who Knows

"Kelak, kalau kau jatuh cinta pada seorang laki-laki, kau harus mengumpulkan beratus-ratus pertanyaan yang harus kau simpan. Jangan pernah ada orang lain tahu bahwa kau sedang menguji dirimu apakah kau memiliki cinta yang sesungguhnya atau sebaliknya. Bila kau bisa menjawab beratus-ratus pertanyaan itu, kau melewati tahap berikutnya. Apa untungnya laki-laki itu untukmu? Kau harus berani menjawabnya. Kau harus yakin dengan kesimpulan-kesimpulan yang kamu munculkan sendiri. Setelah itu, endapkan! Biarkan jawaban-jawaban dan pertanyaanmu itu menguasai otakmu. Jangan pernah menikah hanya karena kebutuhan atau dipaksa sistem. Menikahlah dengan laki-laki yang mampu memberimu ketenangan, cinta, dan kasih. Yakinkan dirimu bahwa kau memang membutuh kan laki-laki itu dalam hidupmu. Kalau kau tak yakin, jangan coba-coba mengambil resiko." 
Ida Ayu Sagra Pidada - Tarian Bumi, Oka Rusmini

Dec 21, 2012

Seseorang Gadis Muda dengan Bintangnya

      Gadis itu suka sekali pada bintang. Em, sebenarnya ia begitu takut pada gelap dan ketinggian. Bahkan berada ditempat yang tinggi dan menengok ke atas akan membuat lehernya sakit dan lelah. Tapi suatu hari gadis itu bertanya pada seseorang dibawah rintikan hujan.
      Gadis: Apa yang kamu sukai di dunia?
      Seseorang: Hmm, apa ya? Mungkin bintang.
      Si gadis tersenyum. Ia berbicara pada dirinya dan pada seseorang didalam hati: Pantas saja kamu suka bintang. Aku baru menyadari dirimu sesungguhnya seperti bintang.
      Gadis ini, entah sejak kapan, sangat suka pada orang yang menyukai bintang.
      Mari kita panggil orang itu sebagai Bintang.
Bintang. Begitu menawan, tapi juga menyimpan banyak rahasia. Begitu indah hingga menggoda gadis itu untuk mengamatinya dan menunggu kehadirannya disetiap malam. Sayang sekali, gadis itu begitu bodoh sehingga ia mengikuti godaan tersebut begitu saja. Ia menunggu bintang bahkan disaat hujan. Hingga ia semakin menyukai hujan. Ia seharusnya menyadari bahwa bintang akan tertutup langit abu-abu. Tapi ia selalu menebak langit abu-abu.
      Mungkin ia tidak punya waktu untuk berpikir terlebih dahulu. Tanpa disadari ia benar-benar tergila-gila pada bintang. Bahkan ia merindukan rintikan hujan. Tanpa disadari ia menjemput mautnya sendiri. Tanpa disadari ia tertelan dalam godaan yang begitu cantik.
      Hingga ia tercekik. Napasnya mulai habis. Ia baru berada di termopause, antara lapisan terakhir atmosfir dan gugusan galaksi. Ia sempat bingung lanjut menangkap bintang atau kembali ke bumi dan cukup menikmatinya melalui teleskop.
      Ia memutuskan kembali ke bumi, tapi, hujan dan langit abu-abu menahannya, menggodanya. Ia tak mampu lagi menikmati bintang dibawah rintikan hujan.
      Pandangannya mulai terbuka.
      Akhirnya ia semakin mengenal semesta.
      Semakin ke atas, ia semakin tahu jika langit diatas sana tidaklah seindah langit yang dilihatnya dari bawah. Bahkan harus menghadapi apolo nimbus.

Regards,
Rana Xoxoxo
:D

*dimalam sunyi penuh malaikat*